Pestisida merupakan alternatif terakhir dalam sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Pestisida baru digunakan jika tingkat serangan organisme pengganggu sudah melebihi ambang ekonomi, atau populasinya telah mencapai ambang pengendalian. Saat ini, pestisida yang beredar di pasaran sangat banyak bahkan satu jenis bahan aktif bisa lebih dari 3 merek dagang. Oleh karena itu, penggunaan pestisida sebaiknya memperhatikan 5+1 (lima plus satu) tepat, yaitu : tepat jenis, tepat sasaran, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara atau tepat aplikasi dan tepat harga
1. Tepat jenis. Pestisida adalah semua bahan yang berpotensi membunuh organisme pengganngu. Jenis pestisida untuk mengendalikan penggerek batang padi adalah insektisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk membunuh/membasmi serangga. Berdasarkan cara kerjanya, insektisida yang digunakan untuk mengendalikan penggerek batang padi ada yang bersifat sistemik dan ada yang translaminer. Sedangkan menurut formulasinya, insektisida yang digunakan untuk mengendalikan sundep/beluk ada yang berupa butiran , tepung maupun cair (SIDATAN 410 SL (Dimehipo 410 g/l)).
2. Tepat sasaran. Stadia perkembangan penggerek batang padi yang bisa dikendalikan dengan insektisida adalah stadia larva dan ngengatnya. Oleh karena larva penggerek (sasaran) berada di dalam batang padi, maka insektisida yang tepat adalah yang mempunyai cara kerja sistemik (bisa ditranslokasikan ke seluruh jaringan tanaman). Pada tanaman padi yang masih muda (stadia vegetatif), atau bila larva yang ditemukan pada tanaman terserang masih instar awal atau baru menetas dari kelompok telurnya, itu terdapat pada SIDATAN 410 SL (Dimehipo 410 g/l).
3. Tepat waktu. Penggunaan insektisida yang tepat waktu agar efektif dalam mengendalikan penggerek batang padi dan efikasinya paling bagus. Untuk mengetahui stadia perkembangan penggerek sebaiknya pengamatan secara berkala. Cara yang mudah untuk menentukan waktu aplikasi yang tepat dengan membawa kelompok telur yang ditemukan di pertanaman untuk mengetahui waktu penetasannya. Selain itu, bila memilih insektisida aplikasinya dengan semprot maka sebaiknya dilakukan pada pagi hingga siang hari karena pada saat itu mulut daun (stomata) sedang membuka, sehingga bahan aktif mudah masuk ke dalam jaringan tanaman.
4. Tepat dosis. Dosis adalah takaran, jumlah atau banyaknya insektisida yang digunakan pada suatu lahan. Jumlah insektisida biasanya dinyatakan dalam gram/kilogram atau liter, sedangkan satuan untuk luas lahan adalah hektar. Contoh : SIDATAN 410 SL (Dimehipo 410 g/l) adalah 1 – 2 liter/hektar.
5. Tepat cara/aplikasi. Aplikasi yang tepat cukup menentukan efektifitas dan efikasi penggunaan pestisida. Ini biasanya berkaitan dengan formulasi pestisida dan alat yang digunakan. Contoh : SIDATAN 410 SL (Dimehipo 410 g/l). dengan formulasi cairan, cara aplikasinya adalah disemprotkan. Cara ini sangat efektif bila berdasarkan pengamatan, telur-telur penggerek batang yang ada di pertanaman baru menetas karena larva yang baru menetas tidak langsung masuk ke dalam batang.
6. Tepat harga. Jumlah pestisida yang beredar di pasaran saat ini sangat banyak. Untuk memutuskan pestisida yang akan digunakan tidak hanya berdasarkan cara kerja dan bahan aktifnya saja, namun juga perlu mempertimbangkan harganya. Jangan terjebak harga mahal dan merk terkenal. (Guntur S.)
1. Tepat jenis. Pestisida adalah semua bahan yang berpotensi membunuh organisme pengganngu. Jenis pestisida untuk mengendalikan penggerek batang padi adalah insektisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk membunuh/membasmi serangga. Berdasarkan cara kerjanya, insektisida yang digunakan untuk mengendalikan penggerek batang padi ada yang bersifat sistemik dan ada yang translaminer. Sedangkan menurut formulasinya, insektisida yang digunakan untuk mengendalikan sundep/beluk ada yang berupa butiran , tepung maupun cair (SIDATAN 410 SL (Dimehipo 410 g/l)).
2. Tepat sasaran. Stadia perkembangan penggerek batang padi yang bisa dikendalikan dengan insektisida adalah stadia larva dan ngengatnya. Oleh karena larva penggerek (sasaran) berada di dalam batang padi, maka insektisida yang tepat adalah yang mempunyai cara kerja sistemik (bisa ditranslokasikan ke seluruh jaringan tanaman). Pada tanaman padi yang masih muda (stadia vegetatif), atau bila larva yang ditemukan pada tanaman terserang masih instar awal atau baru menetas dari kelompok telurnya, itu terdapat pada SIDATAN 410 SL (Dimehipo 410 g/l).
3. Tepat waktu. Penggunaan insektisida yang tepat waktu agar efektif dalam mengendalikan penggerek batang padi dan efikasinya paling bagus. Untuk mengetahui stadia perkembangan penggerek sebaiknya pengamatan secara berkala. Cara yang mudah untuk menentukan waktu aplikasi yang tepat dengan membawa kelompok telur yang ditemukan di pertanaman untuk mengetahui waktu penetasannya. Selain itu, bila memilih insektisida aplikasinya dengan semprot maka sebaiknya dilakukan pada pagi hingga siang hari karena pada saat itu mulut daun (stomata) sedang membuka, sehingga bahan aktif mudah masuk ke dalam jaringan tanaman.
4. Tepat dosis. Dosis adalah takaran, jumlah atau banyaknya insektisida yang digunakan pada suatu lahan. Jumlah insektisida biasanya dinyatakan dalam gram/kilogram atau liter, sedangkan satuan untuk luas lahan adalah hektar. Contoh : SIDATAN 410 SL (Dimehipo 410 g/l) adalah 1 – 2 liter/hektar.
5. Tepat cara/aplikasi. Aplikasi yang tepat cukup menentukan efektifitas dan efikasi penggunaan pestisida. Ini biasanya berkaitan dengan formulasi pestisida dan alat yang digunakan. Contoh : SIDATAN 410 SL (Dimehipo 410 g/l). dengan formulasi cairan, cara aplikasinya adalah disemprotkan. Cara ini sangat efektif bila berdasarkan pengamatan, telur-telur penggerek batang yang ada di pertanaman baru menetas karena larva yang baru menetas tidak langsung masuk ke dalam batang.
6. Tepat harga. Jumlah pestisida yang beredar di pasaran saat ini sangat banyak. Untuk memutuskan pestisida yang akan digunakan tidak hanya berdasarkan cara kerja dan bahan aktifnya saja, namun juga perlu mempertimbangkan harganya. Jangan terjebak harga mahal dan merk terkenal. (Guntur S.)