UD Makmur Abadi Mitra Produksi Petroganik di Malang

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

UD Makmur Abadi Mitra Produksi Petroganik di Malang

Awal berdirinya CV Makmur Abadi yang merupakan Mitra Produksi Petroganik dengan kode produksi P 96. Semua berangkat dari keprihatinan pengurus KUD Gondang Legi, Kabupaten Malang akan semakin menurunnya kesuburan tanah di Kecamatan Gondang Legi. Hal ini diungkapkan oleh Hery Purnomo, Kepala Unit TRI KUD Gondang Legi di kantornya yang cukup megah di Jl. Diponegoro 89, Gondang Legi, Malang. “Mayoritas anggota KUD adalah petani tebu yang memasok kebutuhan bahan baku pabrik gula di Gondang Legi. Merasakan bahwa tanah di lahan mereka semakin hari semakin tandus, Berapapun banyaknya pupuk kimia diberikan, tidak juga menghasilkan panen yang bagus,” ungkap Hery.

 Mitra Produksi Petroganik di Malang

Menyadari kondisi tersebut, pengurus mencoba mencari penyebab dari menurunnya kesuburan tanah di wilayah garapan mereka. Setelah melakukan konsultasi dengan beberapa pakar dan dilakukan pengujian, mereka akhirnya mengetahui bahwa akar permasalahannya adalah semakin turunnya kandungan bahan organik dalam tanah. Solusi untuk masalah tersebut tidak lain adalah dengan memberikan pupuk organik dengan kandungan C-organik tinggi, untuk mengembalikan kesuburan tanah. “Melihat jumlah anggota yang berjumlah 3.000 orang dan hampir semuanya petani tebu, kami melihat potensi pasar yang bagus, jika mendirikan pabrik pupuk organik. Sehingga kami mengajukan proposal menjadi Mitra Petroganik pada tahun 2009, dengan nama usaha CV Makmur Abadi” kenang Hery.

Menurut Indra Gunawan, Manager CV Makmur Abadi, semula anggota KUD tidak begitu saja percaya dengan manfaat Petroganik. Perlu beberapa tahun untuk meyakinkan mereka akan pentingnya pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah. “Pada tahun 2010 kapasitas produksi hanya 360 ton/tahun, tahun 2011 meningkat menjadi 3.680 ton/tahun, hingga pada tahun 2014 meningkat lagi menjadi 6.000 ton/tahun. Hal ini tidak lepas dari upaya kami untuk meyakinkan petani melalui sosialisasi dan demplot,” ujarnya. Indra mengungkapkan, manajemen UD Makmur Abadi terus melakukan berbagai terobosan agar kesadaran petani akan pentingnya pupuk organik semakin meningkat. Mereka pun kembali membuat terobosan dengan menggandeng PG Karebet Baru untuk bersama-sama membuat demplot.

Lambat tapi pasti, petani anggota KUD menjadi percaya setelah melihat hasil demplot Petroganik. Tanah menjadi subur ditandai dengan struktur tanah yang lebih gembur dan mulai ada ‘kehidupan’ di dalam tanah. “Cacing tanah mulai banyak lagi dan tanah tidak keras seperti sebelumnya. Jumlah anakan menjadi lebih banyak dan batang tebu lebih besar. Disamping itu, warna hijau daunnya juga lebih tahan lama meski tidak ada hujan, dan batang menjadi lebih tinggi 15-20 cm,” jelas Hery Purnomo. Dia memaparkan bahwa dengan 2.000 kg Petroganik, 700 kg ZA, 400 kg Phonska untuk tiap hektarnya, menghasilkan panen sebanyak 110 ton, dari yang sebelumnya hanya 95 – 100 ton/ha. “Dan yang tidak kalah pentingnya, pemakaian pupuk kimia menjadi berkurang. Sebab dengan suburnya tanah unsur hara dapat diserap dengan maksimal, dan tidak ada yang terbuang,” imbuhnya.

Ketika diminta tanggapan akan beberapa pendapat yang mengatakan bahwa usaha yang didirikan oleh KUD diragukan profesionalismenya, Indra menepis anggapan itu. Menurutnya, semuanya dikerjakan secara profesional, lebih-lebih dengan dukungan 3.000 anggota yang mayoritas petani tebu, merupakan salah satu kelebihan bagi UD Makmur Abadi. “Sebab mereka juga menjadi konsumen setia Petroganik yang sudah membuktikan hasilnya sehingga bisa mengabarkan pada petani lain. Disamping analisa ke lembaga yang ditunjuk sesuai standard Permentan, mereka juga sekaligus menjadi ‘alat kontrol’ untuk menjaga kualitas Petroganik. Itu artinya jika mutu produksi kami tidak bagus, para anggota KUD segera memberikan masukan buat kami, sehingga ada check and balance, karena satu atap, ” ujarnya. (Made Wirya)
Share:

0 Comments:

Post a Comment