Hemat Air di Lahan Pertanaman Padi

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Hemat Air di Lahan Pertanaman Padi



Padi adalah tanaman unik karena mampu tumbuh di dalam kondisi hidrologi, jenis tanah, iklim yang berbeda, dan satu satunya tanaman serealia yang tumbuh di lahan basah. Ancaman serius yang dihadapi budidaya padi adalah semakin menurunnya ketersediaan air, yang disebabkan oleh penurunaan kualitas dan sumber air, tidak berfungsinya sistem irigasi dan meningkatnya kompetisi kebutuhan air untuk perumahan dan industri. Padahal penggunaan air di kalangan petani saat ini cenderung boros karena lahan sawah digenangi terus menerus. Penggunaan air berkisar antara 11.000-14.000 m3/ha pada musim kemarau (MK) dan 8.000-10.000 m3/ha pada musim hujan. Oleh karena itu, perlu diperluas pemahaman budidaya padi dengan cara hemat air agar sumberdaya air yang semakin terbatas bisa dimanfaatkan lebih optimal.

Penghematan air sawah irigasi menjadi semakin penting pada musim kemarau di kawasan aliran irigasi rawan kekeringan. Alternatif penghematan yang bisa dilakukan adalah dengan pemilihan varietas padi dan metode pengelolaan air.  Penghematan air dengan pengelolaan air di antaranya dilakukan dengan pengairan  macak-macak, intermittent/berselang, dan pengairan basah kering (PBK). Dengan cara ini areal sawah yang dapat diairi pada musim kemarau menjadi dua kali lebih luas. Selain itu, prinsip teknologi penghematan air adalah mengurangi aliran yang tidak produktif seperti rembesan, perkolasi, dan evaporasi serta memelihara aliran transpirasi. Hal tersebut bisa dilaksanakan mulai saat persiapan lahan, tanam, dan selama pertumbuhan tanaman.

Teknologi Pengairan Basah Kering  (PBK) bisa menjadi salah satu model pengelolaan air sawah yang mudah dipraktekkan petani. Teknologi ini telah diadaptasi di negara-negara penghasil padi seperti China, India, Philipina, dan Indonesia. Secara umum, penggunaan teknologi ini tidak menyebabkan penurunan hasil yang signifikan dan dapat meningkatkan produktivitas air.

Prinsip penerapan PBK adalah memonitor kedalaman air dengan menggunakan alat bantu berupa pipa. Setelah lahan sawah diairi, kedalaman air akan menurun secara gradual. Ketika kedalaman air mencapai 15 cm di bawah permukaan tanah, lahan sawah kembali diairi sampai ketinggian sekitar 5 cm. Pada waktu tanaman padi berbunga, tinggi genangan air dipertahankan 5 cm untuk menghindari stres air yang berpotensi menurunkan hasil. Batas kedalaman air 15 cm ini dikenal dengan PBK aman (safe AWD), yang bermakna bahwa kedalaman air sampai batas tersebut tidak akan menyebabkan penurunan hasil yang signifikan karena akar tanaman padi masih mampu menyerap air dari zona perakaran. Setelah itu, pada fase pengisian dan pemasakan, PBK dapat dilakukan kembali. Apabila terdapat banyak gulma pada saat awal pertumbuhan, PBK dapat ditunda 2 sampai 3 minggu sampai gulma dapat ditekan. (BBPadi)


Share:

0 Comments:

Post a Comment