Mengapa Tanah Kita Berpenyakit?

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Mengapa Tanah Kita Berpenyakit?



Mengapa tanah yang kita tanami dengan berbagai jenis tanaman kadang mengalami ketidaksuburan? Apakah tanah kita kekurangan unsur hara atau berpenyakit? Pertanyaan ini sering mengemuka ketika menyaksikan tanah menjadi menjadi keras teksturnya, tidak remah, pecah dan akar tanaman sulit menembus tanah sehingga tanaman menjadi kerdil, kurus bahkan produktifitasnya menurun meskipun sudah dipupuk.

Ada kemungkinan kondisi ini disebabkan oleh tanah yang sedang berpenyakit. Pada jenis tanah ini, penguraian bahan organik menjadi senyawa anorganik berlangsung melalui proses pembusukan yang diikuti oleh pelepasan gas busuk dan panas. Akibatnya, mikroflora di dalam tanah menginduksi penyakit sehingga pemakaian bahan organik sulit memberikan hasil yang memuaskan.

Hasil dari proses pembusukan berupa senyawa antara (Intermidiate Subtance) yang sifatnya tidak stabil, yang dapat mengganggu ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Tingginya populasi mikroorganisme yang merugikan (harmful microorganisms) di dalam tanah membuat penguraian bahan organik menuju proses pembusukan, sebaliknya populasi mikroorganisme fermentatif di dalam tanah mengkondisikan penguraian bahan organik ke proses fermentasi. Dalam proses ini mikroorganisme sintetik di dalam tanah berfungsi sebagai penetral senyawa-senyawa hasil dari proses pembusukan (gas, panas dan senyawa antara) sekaligus sebagai sumber energi.

Dengan kata lain, tanah disebut berpenyakit apabila banyak mikroorganisme pembusuk berbahaya yang hidup di dalam tanah. Tanah juga bisa dikatakan berpenyakit apabila populasi mikroorganisme pembusuk di dalam tanah itu kecil, tetapi memungkinkan terjadinya dominasi mikroorganisme tersebut apabila bahan organik dicampur ke dalamnya.
  
Pengalaman membuktikan, pemakaian pupuk kimia dan pestisida berlebihan dapat membunuh mikroorganisme fermentatif dan sintetik, yang pada akhirnya dapat memacu perkembangan mikroorganisme pembusuk. Kegagalan panen akibat proses pembusukan bahan organik secara nyata dapat dilihat jika dalam budidaya pertanian menggunakan kompos yang belum matang atau bahan organik mentah. Demikian juga kegagalan panen seringkali terjadi pada tanah-tanah yang secara kontinyu diaplikasikan pupuk kimia dan pestisida dalam dosis yang tinggi. Hal ini merupakan kerugian besar yang yang mengakibatkan tanah berpenyakit.
Pemakaian pupuk kimia yang terlalu banyak, terutama nitrogen, dengan secara mempercepat pembusukan atau pelapukan bahan organik, sehingga menyebabkan mikroflora didalam tanah menjadi semakin rusak. Akibatnya penguraian pembusukan selalu menjadi dominan, yang memungkinkan peningkatan populasi mikroorganisme patogen. Sementara penggunaan pestisida atau herbisida berlebihan menyebabkan situasi mirip pembantaian mikroorganisme di dalam tanah, baik yang merugikan ataupun yang bermanfaat bagi tanaman. Akibatnya, bahan organik dalam tanah masih dalam keadaan setengah terurai (setengah lapuk), mikroorganisme pembusuk yang sangat kuat dapat dengan mudah menjadi dominan.
Penggunaan bahan organik terutama pupuk organik berkualitas seperti Petroganik, merupakan solusi untuk memperbaiki kondisi tanah yang berpenyakit. Penggunaan pupuk anorganik tetap dibutuhkan dengan takaran yang tidak berlebihan. Pemakaian pestisida khususnya untuk pestisida yang langsung diaplikasikan ke dalam tanah sebaiknya dihindari atau dikurangi karena akan membunuh mikroorganisme dalam tanah yang menyebabkan tanah menjadi sakit.   (bbpp-lembang)

Share:

0 Comments:

Post a Comment